Aceh Utara – Bayangkan: di satu sisi, seorang perwira polisi yang harus menghadapi kerasnya kejahatan. Di sisi lain, walaupun hobinya berlari maraton yang gigih menaklukkan setiap kilometer.Tapi, tunggu dulu! AKP Dr. Boestani, SH, MH, MSM, bukan hanya itu. Ia adalah perwira yang tumbuh di tengah konflik GAM dan berhasil meraih gelar doktor hukum! Bagaimana mungkin semua ini bersatu dalam satu sosok? Kisahnya adalah cerminan semangat pantang menyerah masyarakat Aceh Utara!.
Baru-baru ini, dedikasi AKP Dr. Boestani diakui dengan penghargaan prestisius yang diserahkan langsung oleh Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil, SE (akrab disapa Ayahwa). Penghargaan ini merupakan apresiasi tertinggi atas kontribusi monumental AKP Dr. Boestani dalam membongkar kelompok yang dinilai sebagai jaringan sesat Millah Abraham, yang sempat menebar keresahan dan ketakutan di tengah masyarakat Aceh Utara. Awak media mengkonfirmasi perihal penghargaan melalui pesan WhatsApp, mengatakan
Dengan hati yang tulus, ia menyampaikan rasa hormat dan terima kasihnya yang mendalam kepada Bupati Aceh Utara dan segenap jajaran Pemerintah Kabupaten Aceh Utara atas penghargaan yang sangat berarti ini. “Penghargaan ini adalah pelecut semangat bagi kami untuk terus membuktikan komitmen dalam menjaga keamanan dan ketertiban, serta melindungi masyarakat dari rongrongan aliran sesat seperti Millah Abraham. Saya juga menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga atas dukungan tanpa henti dari para ulama, tokoh masyarakat, dan seluruh elemen masyarakat Aceh Utara,” ungkapnya dengan suara bergetar.
Selain itu, AKP Dr. Boestani juga pernah memperoleh penghargaan dari Kapolres Aceh Utara atas keberhasilannya dalam pengungkapan kasus senpi yang terjadi beberapa bulan lalu,di mana korban penembakan adalah personel Satres Narkoba Polres Aceh Utara. Keberhasilan ini tak lepas dari kejeliannya dalam menerapkan ilmu hukum yang ia dalami,termasuk pemahaman mendalam tentang hukum pidana dan kriminologi.
Lebih dari sekadar seorang Kasat Reskrim yang disegani, tak mengenal,kata lelah yang selalu mencari cara untuk meningkatkan diri.Yang tak pernah gentar menghadapi tantangan, baik di lintasan lari maupun di medan pertempuran melawan kejahatan.Baginya, lari adalah metafora kehidupan, di mana setiap langkah adalah perjuangan, dan setiap garis akhir adalah kemenangan. Sebagai seorang doktor hukum, ia juga aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya kesadaran hukum, terutama di kalangan generasi muda yang rentan terhadap pengaruh negatif.
Dedikasinya juga tercermin dari inisiatifnya dalam menjalin komunikasi yang erat dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat. Ia sering berdiskusi dan bertukar pikiran tentang cara-cara menjaga keamanan dan ketertiban yang sesuai dengan nilai-nilai budaya Aceh.
“Polisi akan selalu hadir sebagai garda terdepan dalam melindungi masyarakat. Kami siap mempertaruhkan jiwa dan raga demi keamanan dan kedamaian Aceh Utara,” tegasnya dengan tatapan mata yang penuh keyakinan.
Dengan semangat juang yang tak pernah padam, kisahnya pun menjadi mercusuar inspirasi, membuktikan bahwa perpaduan pengalaman, ilmu, ketegasan, dan dedikasi tak terbatas mampu menciptakan keamanan dan keadilan sejati bagi Aceh Utara dan seluruh negeri.Di balik seragamnya Om Boes Panggil akrabnya adalah teladan sejati, bahwa ilmu dan dedikasi adalah lentera yang menerangi jalan menuju perubahan, dan warisan abadi bagi generasi penerus Aceh.
Pewarta: Lubis