Banda Aceh, 31 Mei 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, Aliansi BEM Nusantara Aceh menggelar acara bertajuk Panggung Rakyat di Taman Ratu Safiatuddin pada Sabtu malam (31/5). Kegiatan ini menghadirkan beragam pertunjukan seni, seperti tari Pancasila, orasi kebangsaan, pembacaan puisi, musik, serta diskusi publik yang terbuka untuk umum.
Panggung Rakyat menjadi wadah ekspresi mahasiswa dan masyarakat untuk merayakan keberagaman sebagai kekuatan bangsa. Ribuan pengunjung dari berbagai kalangan turut hadir dan berpartisipasi sejak sore hari hingga tengah malam.
“Acara ini menjadi kesempatan bagi kami sebagai mahasiswa untuk memperingati Hari Lahir Pancasila dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kami berharap kegiatan ini dapat memperkuat komitmen terhadap Pancasila serta semangat persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar Ali, Ketua Panitia Pelaksana.
Dalam sambutannya, Ismoka Subki Sekretaris Daerah Bem Nusantara Aceh mewakili Koordinator BEM Nusantara Aceh menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan membumikan kembali nilai-nilai Pancasila melalui seni dan budaya. “Pancasila bukan sekadar dokumen sejarah, tetapi semangat hidup yang terus relevan hingga kini. Lewat Panggung Rakyat, kami ingin menghidupkan semangat persatuan, toleransi, dan gotong royong dalam bentuk yang lebih membumi dan merakyat,” ujar Ismoka.
Acara tersebut diisi oleh berbagai penampilan dari mahasiswa, di antaranya tari Pancasila, pembacaan puisi, orasi kebangsaan, diskusi publik, serta pertunjukan musik. Sejumlah kampus turut ambil bagian, seperti Universitas Ubudiyah Indonesia, Universitas Al-Washliyah Darussalam, Universitas Iskandar Muda, Politeknik Venezuela Indonesia, dan Universitas Serambi Mekkah.
Kegiatan dipandu oleh Nasya, mahasiswi dari Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI). Orasi kebangsaan disampaikan oleh iwan, sementara puisi tentang Pancasila dibacakan oleh Anissa—yang akrab disapa Od—mahasiswi Universitas Serambi Mekkah (USM). Tak hanya itu, musik-musik bernuansa kebangsaan turut memeriahkan acara yang dibawakan oleh mahasiswa dari Universitas Al-Washliyah Darussalam (UNADA).
Puncak acara ditandai dengan deklarasi yang dibacakan oleh Ihsanul Fikri, selaku Bendahara Daerah BEM Nusantara Aceh, tepat pukul 00.01 WIB. Dalam deklarasinya, ia menyampaikan komitmen mahasiswa Aceh untuk menjaga kedaulatan wilayah Aceh, khususnya atas empat pulau di perbatasan Aceh–Sumatera Utara: Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek.
Isi deklarasi tersebut sebagai berikut:
“Dengan ini, kami dari BEM NUSANTARA ACEH menyatakan deklarasi untuk mengawal dan mempertahankan kedaulatan wilayah Aceh, khususnya empat pulau yang terletak di perbatasan Aceh–Sumatera Utara, yaitu Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek, sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayah Aceh.
Kami menyerukan kepada semua pihak untuk menghormati dan mengakui hak-hak historis dan administratif Aceh atas keempat pulau tersebut. Kami juga meminta pemerintah pusat untuk mempertimbangkan kembali keputusan yang telah diambil dan melakukan dialog dengan pemerintah Aceh demi penyelesaian yang damai dan adil.
Kami mendesak Kementerian Dalam Negeri untuk membatalkan Surat Keputusan Nomor 300.2.2-2138 Tahun 2025 yang menetapkan keempat pulau tersebut sebagai bagian dari wilayah administratif Provinsi Sumatera Utara.
Kami berkomitmen untuk terus mengawal dan mempertahankan kepentingan Aceh dan rakyatnya, serta memastikan bahwa keempat pulau tersebut tetap menjadi bagian dari wilayah Aceh.”
Melalui Panggung Rakyat, Aliansi BEM Nusantara Aceh ingin menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila dapat dihayati secara inklusif, kreatif, dan menyenangkan. Mereka berharap acara ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga semangat persatuan dan cinta tanah air di tengah tantangan zaman digital.