Aceh Utara – Gelombang desakan agar pemerintah pusat menetapkan status Bencana Nasional untuk Aceh terus bergulir.
Kali ini, Rizal Fahmi, Ketua PWRI (Persatuan Wartawan Republik Indonesia) Kabupaten Aceh Utara, secara tegas mendesak Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk segera mengambil keputusan dan menetapkan status tersebut.
Desakan ini muncul di tengah situasi yang semakin memprihatinkan, di mana dampak banjir masih dirasakan oleh masyarakat Aceh. Berbagai elemen masyarakat, mulai dari mahasiswa, organisasi masyarakat (Ormas), hingga pemerintah daerah, telah melakukan berbagai upaya, termasuk aksi damai, untuk menyuarakan tuntutan yang sama.
“Kami mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera mengambil keputusan dan menetapkan bencana Aceh sebagai bencana nasional,” ujar Rizal Fahmi dengan nada serius.
“Sudah banyak desakan dan aksi damai yang telah dilakukan oleh berbagai pihak. Jika pemerintah pusat terus mengabaikan tuntutan ini, dikhawatirkan akan terjadi aksi protes yang lebih meluas, yang dapat mengganggu ketertiban dan menghambat proses evakuasi serta penanganan korban bencana.”
Ancaman aksi protes yang lebih besar juga datang dari masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Pasee Bersatu. Dalam pernyataan yang mereka kirimkan kepada media, mereka menegaskan:
“Kami Menuntut Presiden Republik Indonesia Agar Segera Menetapkan Status Bencana Aceh ini Sebagai BENCANA NASIONAL.
Kalo Tidak di Tetapkan, Maka Kami Akan Melaksanakan Aksi Damai yang Lebih Besar Lagi, Sampai ke Banda Aceh.”
Desakan dan ancaman aksi protes ini mencerminkan betapa frustrasinya masyarakat Aceh terhadap lambatnya respons pemerintah pusat. Mereka merasa diabaikan dan tidak diperlakukan secara adil, padahal penderitaan yang mereka alami sangatlah besar.
Status Bencana Nasional bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga memiliki implikasi yang sangat penting dalam penanganan bencana. Dengan status tersebut, pemerintah pusat memiliki kewenangan dan sumber daya yang lebih besar untuk membantu pemerintah daerah dalam mengatasi dampak banjir.
Di tengah situasi yang serba sulit ini, masyarakat Aceh terus berjuang untuk bertahan hidup. Mereka kehilangan tempat tinggal, harta benda, bahkan orang-orang yang mereka cintai. Trauma akibat banjir akan membekas dalam ingatan mereka selama bertahun-tahun.
Namun, di balik semua penderitaan itu, tersimpan semangat yang luar biasa untuk bangkit kembali. Mereka tidak ingin menyerah pada keadaan, tetapi mereka juga membutuhkan bantuan dan dukungan dari seluruh bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, sudah saatnya Presiden Prabowo Subianto mengambil tindakan yang tegas dan cepat. Jangan biarkan masyarakat Aceh merasa kecewa dan ditinggalkan. Tetapkan segera status Bencana Nasional untuk Aceh, dan berikan bantuan yang dibutuhkan secepatnya.
Waktu terus berjalan, dan setiap detik sangat berharga bagi para korban banjir. Semakin lama penanganan bencana ini tertunda, semakin besar pula penderitaan yang harus mereka tanggung.
Mari kita tunjukkan solidaritas kita kepada masyarakat Aceh. Mari kita bantu mereka bangkit dari keterpurukan dan membangun kembali masa depan mereka. Jangan biarkan tragedi ini menjadi noda dalam sejarah bangsa kita.
Semoga Presiden Prabowo Subianto mendengarkan suara hati masyarakat Aceh, dan mengambil keputusan yang tepat dan cepat, demi kemanusiaan dan keadilan. Tutup Rizal











