Aceh Utara – Insiden yang menimpa terhadap M. Nasir (46) Seorang pria paruh baya asal Gampong Alue, Kecamatan Tanah Pasir, Aceh Utara, terpaksa harus menahan sakit setelah mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan satu jari tangan jempol kiri putus akibat terjepit mesin tebu, Sabtu (12/7/2025).
Tragisnya, ayah tiga anak ini terpaksa dilarikan ke RSUD Cut Meutia Aceh Utara dengan menggunakan sepeda motor, lantaran sopir ambulans di Puskesmas Tanah Pasir tidak berada di tempat saat dibutuhkan.
Saiful adik pasien merasa kecewa dengan pelayanan Puskesmas Tanah Pasir, dan kejadian pasien terlantar tidak ada ada sopir ambulance dilokasi saat dibutuhkan, padahal mobil terparkir di puskesmas.
“Kita maklum kalau mobil dan sopir sedang antar pasien, yang jadi masalah mobil ada dilokasi namun sopir tidak ada, kita harapkan kepada dinas terkait untuk melakukan evaluasi terhadap pelayanan di puskesmas Tanah Pasir,”harapnya.
Dikutip dari beberapa media yang memuat berita dengan judul: Miris! Sopir Ambulance Puskesmas Tanah Pasir Tak Ditempat, Pasien Kecelakaan Kerja Dirujuk Gunakan Sepmor, namun yang jadi sorotan dari Kepala UPTD Puskesmas Tanah Pasir, dr. Jarita, plin plan saat memberikan pernyataan kepada awak media.
dr. Jarita mengaku kecewa atas kejadian tersebut dan dirinya berjanji akan melakukan evaluasi dan teguran kepada sopir ambulance yang piket, kalau memang tidak ada yang bersangkutan saat dibutuhkan.
“Sebelumnya kita sudah mengingatkan para sopir ambulance yang piket untuk tetap stanby dilokasi, apabila saat dibutuhkan ada, kecuali sedang mengantar pasien, dan para sopir sudah berjanji sebelumnya untuk bekerja sesuai tanggung jawabnya, “tegasnya.
Sementara muncul lagi di beberapa media pernyataan Kapus tersebut dengan terkesan menyalahkan pasien, dr. Jarita mengatakan Informasi yang menyebutkan tidak adanya sopir ambulance dan petugas UGD adalah tidak benar. Pada waktu kejadian, sopir ambulance dan petugas medis berada di tempat dan siap siaga di Puskesmas Tanah Pasir.
“Pasien atas nama M. Nasir (46) datang ke UGD Puskesmas Tanah Pasir pada pukul 11.20 WIB, dengan kondisi luka pada jempol tangan kiri akibat kecelakaan kerja (terjepit mesin tebu). Setelah dilakukan penanganan awal oleh petugas medis, pasien dianjurkan untuk dirujuk ke RSUD Cut Meutia guna penanganan lanjutan
Namun, pihak keluarga menolak menggunakan ambulance dengan alasan akan menggunakan mobil pribadi yang ada di rumah,”ujar dr Jarita.
dr Jarita melanjutkan Selama menunggu kendaraan pribadi dijemput, pasien tetap berada di ruang UGD dalam pengawasan dan observasi tim medis Puskesmas, Sekitar 30 menit kemudian, keluarga pasien kembali tanpa membawa mobil pribadi, dengan alasan tidak ada anggota keluarga lain yang bisa menyupiri.
“Petugas kembali menawarkan penggunaan ambulance, namun pasien dan keluarga tetap menolak, dan menyatakan akan berangkat sendiri menggunakan sepeda motor, catatan kehadiran menunjukkan sopir ambulance berada di Puskesmas sejak pagi, saat pasien masih berada di UGD. Semua layanan medis diberikan sesuai prosedur,”katanya.
Sementara itu pihak keluarga pasien saat dikonfirmasi kembali, Minggu, 13 Juli 2025, menyebutkan, kenapa Kepala Puskesmas mengatakan dua duanya ada supir, apakah mereka ada dilokasi atau tidak buka CCTV Puskesmas jika kurang percaya dengan keterangan keluarga pasien, Kapus jangan terkesan sudah memberikan pelayanan yang terbaik,” ucap Saiful.
dr. Jarita Kapus Tanah Pasir, saat dikonfirmasi kembali, Senin 14 Juli, cuma mengirimkan rilis bantahan yang sudah tayang di beberapa media, namun saat awak media lanjut menanyakan kepana peryataan ibu berbeda beda, tetapi sangat disayangkan tidak ada balasan (Centang Dua) sampai berita ini ditayangkan.
Plin plan, mengacu pada perilaku seorang pejabat yang tidak konsisten dalam mengambil keputusan atau tindakannya, mereka mungkin sering berubah pikiran atau bertindak impulsif tanpa pertimbangan yang matang, yang dapat menimbulkan kebingungan dan ketidakpercayaan.
Pejabat yang plin-plan cenderung tidak memiliki pendirian yang teguh. Mereka mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain atau situasi yang berubah-ubah, sehingga keputusan yang diambil seringkali tidak sesuai dengan rencana awal atau kebijakan yang telah ditetapkan.
Mereka cenderung bertindak tanpa berpikir panjang. Keputusan diambil secara terburu-buru tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang atau dampak terhadap masyarakat atau organisasi yang dipimpinnya.
Masyarakatakan kehilangan kepercayaan pada pejabat tersebut karena ketidakpastian dan inkonsistensi dalam pengambilan keputusan.