Letkol Inf. Dr. Dimar Bahtera Resmi Menjabat komandan Brigif RK 25/Siwah

Foto: Letkol Inf. Dr. Dimar Bahtera, S.Sos., M.A.P melakukan penciuman Tunggul Bendera Perang Tradisi Brigif RK 25/Siwah
Foto: Letkol Inf. Dr. Dimar Bahtera, S.Sos., M.A.P melakukan penciuman Tunggul Bendera Perang Tradisi Brigif RK 25/Siwah

Letkol Inf. Dr. Dimar Bahtera Resmi Menjabat komandan Brigif RK 25/Siwah

Foto: Letkol Inf. Dr. Dimar Bahtera, S.Sos., M.A.P melakukan penciuman Tunggul Bendera Perang Tradisi Brigif RK 25/Siwah
Foto: Letkol Inf. Dr. Dimar Bahtera, S.Sos., M.A.P melakukan penciuman Tunggul Bendera Perang Tradisi Brigif RK 25/Siwah

Aceh Utara – Suasana haru dan khidmat menyelimuti halaman Markas Brigif RK 25/Siwah saat Letkol Inf. Dr. Dimar Bahtera, S.Sos., M.A.P., resmi menerima tongkat komando sebagai Komandan Brigif menggantikan Kolonel Inf Raja Gunung Nasution. Tradisi penyambutan dengan Pedang Pora dan lantunan lagu kebanggaan prajurit menandai momen sakral itu.Senin (2/6)

Turut hadir dalam seremoni tersebut Ulama kharismatik Aceh Utara, Waled Muzakir, yang memberikan doa dan menepungtawari Letkol Dimar sebagai simbol restu dan harapan bagi kepemimpinannya di bumi Serambi Mekkah.

Dalam tradisi Penyambutan Letkol Inf. Dr. Dimar Bahtera, S.Sos., M.A.P., melakukan penciuman Tunggul Bendera Perang Tradisi Brigif RK 25/Siwah.

Mewakili unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kapolres Aceh Utara AKBP Nanang Indra Bakti menyampaikan apresiasi mendalam terhadap figur pemimpin baru Brigif RK 25/Siwah tersebut.

“Beliau menyandang gelar doktor, namun tetap memilih berada di tengah medan, bersama pasukan. Ini bukan hanya soal pangkat, tapi wujud kepemimpinan modern yang membumi,” ungkap AKBP Nanang dalam sambutannya.

Dalam pidato perdananya, Letkol Inf. Dr. Dimar Bahtera menyampaikan pesan yang sarat empati dan komitmen terhadap masyarakat Aceh.

“Sayangi kami seperti anak sendiri. Kami akan hadir, membantu, tanpa pamrih.

Jika ada prajurit kami yang khilaf, tolong ditegur. Karena Aceh adalah titipan, bukan wilayah kekuasaan,” ucapnya dengan penuh ketulusan.

Lebih dari sekadar janji, Letkol Dimar menegaskan kesiapan pasukannya untuk hadir di tengah masyarakat, bukan sebagai kekuatan yang menekan, melainkan sebagai cadangan terakhir bagi rakyat.

“Kalau masyarakat lelah, panggil kami. Kalau mencangkul pun tak sanggup, biar kami yang mencangkul. Kami bukan untuk mendominasi, kami hadir sebagai pelindung,” tegasnya.

Letkol Dimar juga menaruh perhatian besar pada nilai-nilai budaya dan religi yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Aceh. Ia berkomitmen menjadikan Syariat Islam bukan sekadar simbol, tetapi dijalankan dan dihayati sebagai bagian dari kehidupan prajurit Brigif.

Baca Juga:  Pimpinan DPRK Aceh Tengah Berhasil Perjuangkan Event Pacuan Kuda Hingga Terlaksanakan

Di bawah kendali Brigif RK 25/Siwah terdapat tiga Batalyon Infanteri, yakni Yonif Raider 111/Karma Bhakti, Raider 113/Jaya Sakti, dan Raider 114/Satria Musara. Di tengah dinamika sosial dan meningkatnya jumlah personel TNI di Aceh, sebagian pihak sempat mengkhawatirkan adanya dominasi militer. Namun Letkol Dimar menanggapi dengan perspektif yang menyejukkan.

“TNI adalah alat negara. Kami hadir bukan untuk mengambil alih, tetapi memperkuat. Kami ingin menjahit kembali apa yang pernah robek, dengan hormat-bukan dengan kekuatan,” ujarnya.

Dengan latar belakang akademik yang jarang dimiliki seorang perwira tempur, Letkol Dimar Bahtera datang bukan membawa strategi perang, melainkan peta harapan. Di tengah bayang-bayang sejarah konflik, ia hadir membawa pendekatan baru-mengubah kekuatan menjadi perlindungan, dan komando menjadi pengabdian.

BERITA TERKAIT