Aceh Utara – Pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN), Bantayan Edi Amri memberikan klarifikasi ke awak media bahwa dirinya hanya melayani kelompok Nelayan yang cukup syarat yaitu berupa Surat Rekomendasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Utara dan berupa Barcode untuk bisa mengambil minyak yang di kelolanya di Desa Bantayan, Kecamatan, Seunuddon Kabupaten Aceh Utara, Sabtu Malam Sekira Pukul 21.30 WIB 10 Mei 2025 di sebuah warung kopi di Seunuddon.
Silahkan, baik para Kelompok maupun para Nelayan secara individu untuk mengambil minyak dengan memperlihatkan Rekom Dinas dan Barcode, saya akan menjual minyak di SPBUN dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Rp 6800, sebut Geuchik Amri yang akrab di sapa oleh masyarakat sebagai pengelola SPBUN.
GeuchikAmri menjelaskan lebih lanjut, dirinya tidak melayani dan tidak menjual Minyak kepada kelompok dan para Nelayan yang tidak mempunyai rekom Dinas dan Barcode agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan dan isu liar yang berkembang yang dapat merugikan SPBUN yang di kelolanya.
Geuchik Amri juga mengharapkan kepada para Nelayan yang berjumlah ratusan orang Nelayan bagi yang belum mempunyai Rekom Dinas dan Barcode untuk segera mengajukan diri Ke Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Utara yang berada di Lhokseumawe membuat rekom dan pembuatan Barcode secara gratis dan tidak di pungut biaya, sebutnya.
Padahal Minyak Subsidi dengan Harga Rp 6.800 yang di peruntukkan kepada para Nelayan Pesisir Pantai Seunuddon sangat membantu para Nelayan dalam menghemat biaya melaut, membantu hasil tangkap ikan, dan tidak perlu cemas dengan kelangkaan minyak SPBUN Bantayan.
Diakhir Wawancara dengan para Jurnalis, Geuchik Amri mengajak segenap Tokoh Nelayan mari sama sama kita bersatu dalam memajukan hasil tangkap para Nelayan, berikan pencerahan yang baik kepada Nelayan untuk kita majukan perputaran roda Ekonomi Khusunya di wilayah Seunuddon agar lebih baik lagi ke depannya, tutupnya.
