Puskesmas Syamtalira Aron Gelar Posyandu Remaja dan Program TAK: Upaya Nyata Tangani ODGJ Secara Mandiri

Foto: Istimewa, Dok. SR
Foto: Istimewa, Dok. SR

Puskesmas Syamtalira Aron Gelar Posyandu Remaja dan Program TAK: Upaya Nyata Tangani ODGJ Secara Mandiri

Foto: Istimewa, Dok. SR
Foto: Istimewa, Dok. SR

Aceh Utara – Di tengah minimnya perhatian terhadap kesehatan jiwa dan remaja, Puskesmas Syamtalira Aron justru mengambil langkah progresif. Layanan Posyandu Remaja dan Program Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) untuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) mandiri resmi digelar pada Jumat (11/07/2025), sebagai bagian dari upaya mendekatkan pelayanan kesehatan ke lini masyarakat terbawah.

Program ini tak hanya sebatas kegiatan rutin, tapi menjadi bukti hadirnya negara lewat tenaga medis ditengah problematika sosial yang kian kompleks.

Puluhan remaja dari Desa Ketapang, wilayah kerja Puskesmas Sayamtalira Aron tampak antusias mengikuti skrining kesehatan, konseling gizi, edukasi kesehatan reproduksi, hingga layanan konsultasi mental.

Sementara itu, program unggulan TAK menjadi sorotan tersendiri. Di bawah pendampingan tim kesehatan Puskesmas, beberapa ODGJ yang sebelumnya pasif kini mulai menunjukkan perubahan positif. Mereka diajak beraktivitas produktif dalam kelompok, diajarkan rutinitas harian, serta diberi motivasi untuk kembali berdaya di lingkungan sosial.

“Tujuan kami jelas, memberdayakan ODGJ agar tidak terus-menerus terjebak dalam stigma dan ketergantungan. Dengan TAK, mereka bisa perlahan mandiri dan kembali diterima masyarakat,” ungkap Kepala UPTD Puskesmas Syamtalira Aron, Rosdiana, SKM, M.K.M. Jum’at 11/7/2025.

Lebih lanjut Kapus menuturkan, Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) ODGJ mandiri yang ada di Desa Ketapang ini merupakan inovasi program unggulan Puskesmas Syamtalira Aron, disini kita melihat ada aktivitas mereka yang dinamakan ANJAS ( Aron Jiwa Sehat), yang kita berdayakan lewat ODGJ mandiri.

“Selama ini pendekatan terhadap ODGJ cenderung hanya sebatas pengobatan. Tapi siapa yang bertanggung jawab terhadap masa depan mereka? Siapa yang bantu mereka bangkit dan mandiri? Di sinilah program ini hadir,” tegasnya.

Program TAK ODGJ Mandiri dirancang tak hanya untuk pemulihan secara medis, tetapi juga sosial dan emosional. Melalui kegiatan seperti pelatihan keterampilan, terapi kelompok, dan interaksi produktif, pasien ODGJ dibimbing agar mampu menjalani hidup secara lebih mandiri.

Baca Juga:  Berkenalan di Instagram, Pria di Aceh Utara Diduga Perkosa Anak 14 Tahun dan Ancam Sebar Video Asusila

“Banyak dari mereka sebenarnya bisa produktif jika diberi ruang. Tapi stigma masyarakat jadi tembok besar. Program ini sekaligus menjadi upaya melawan stigma,” tambahnya.

Rosdiana juga menyebut, keberhasilan program ini tak lepas dari keterlibatan lintas pihak, termasuk keluarga pasien dan kader desa. Menurutnya, membina ODGJ bukan tugas individu, melainkan tanggung jawab bersama

“Inilah wujud pelayanan kesehatan jiwa yang berpihak. Kami tidak menunggu ODGJ datang, kami yang mendatangi, membina, dan menguatkan. Karena mereka juga warga negara yang punya hak untuk hidup layak,” tutupnya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM., M.Kes, mengapresiasi langkah Puskesmas Syamtalira Aron.

menurutnya, ini merupakan satu metode bagi pasien untuk berinteraksi dengan lingkungan,

sehingga membantu dalam upaya penyembuhan, Karena mareka (pasien) adalah bagian dari masyarakat sosial.

Kita mengharapkan, semua Puskesmas yang ada dlalam wilayah aceh utara untuk mengunakan salah satu metode TAK ini, pungkas Kadinkes.

Program ini disambut positif oleh masyarakat. Seorang warga yang enggan disebutkan namanya, mengaku terharu melihat anaknya yang ODGJ mulai bisa berkomunikasi dan mengikuti kegiatan bersama.

“Dulu dia hanya duduk diam. Sekarang, dia sudah mulai senyum dan bantu bersih-bersih rumah,” katanya dengan mata berkaca.

Langkah Puskesmas Syamtalira Aron ini diharapkan menjadi inspirasi bagi fasilitas kesehatan lainnya di Aceh Utara. Bahwa kesehatan jiwa dan masa depan remaja bukan hanya soal angka dalam laporan tahunan, tapi nyata dan harus dijangkau dengan empati dan aksi konkret. (SR)

BERITA TERKAIT