Aceh Utara – Di tengah hiruk-pikuk bantuan dan sorotan kamera, ada sosok yang bekerja dalam diam, tanpa pamrih, namun konsisten hadir di setiap titik kemanusiaan. Dia adalah Syadli, warga Gampong Alue, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara, yang dikenal memiliki jiwa sosial tinggi dan dedikasi luar biasa dalam membantu sesama.
Sejak bencana banjir melanda sejumlah wilayah di Aceh Utara, Syadli nyaris tak pernah absen dalam setiap penyaluran bantuan ke berbagai posko kemanusiaan. Dengan semangat gotong royong, ia terlibat langsung mulai dari pengumpulan, pengangkutan, hingga pendistribusian bantuan kepada para korban yang masih bertahan di pengungsian.
Tanpa jabatan, tanpa atribut khusus, dan tanpa berharap imbalan, Syadli memilih berada di lapangan—menyusuri jalan berlumpur, menembus wilayah terdampak, memastikan bantuan benar-benar sampai ke tangan warga yang membutuhkan.
Tak hanya dalam penyaluran logistik, kepedulian Syadli juga tercermin dalam sektor kesehatan. Ia aktif membantu tim medis pengobatan gratis yang bekerja sama dengan PT Putra Ogami Jaya, mendampingi tenaga kesehatan saat melayani warga terdampak banjir, mulai dari anak-anak, lansia, hingga warga dengan penyakit kronis.
“Bagi saya, ini bukan soal siapa yang dilihat atau dipuji. Selama masih ada tenaga, selama masih ada saudara kita yang butuh, saya akan tetap datang,” ujar Syadli dengan nada sederhana namun penuh keteguhan.
Kehadiran Syadli di setiap kegiatan kemanusiaan kerap menjadi penyemangat, baik bagi relawan, tenaga medis, maupun para korban. Banyak warga menilai, figur seperti Syadli adalah cermin nilai-nilai sosial Aceh —ikhlas, peduli, dan saling menguatkan di saat sulit.
Perwakilan relawan dan tim medis mengapresiasi peran Syadli yang dinilai sigap dan selalu siap membantu tanpa diminta. Keberadaannya mempermudah koordinasi di lapangan, terutama dalam menjangkau warga yang membutuhkan layanan cepat.
Di tengah berbagai keterbatasan pascabencana, kisah Syadli menjadi pengingat bahwa kemanusiaan tidak selalu hadir dalam bentuk besar, tetapi sering kali lahir dari ketulusan individu yang memilih untuk peduli dan terus hadir.
Syadli mungkin bukan pejabat, bukan pula tokoh terkenal. Namun di mata warga Aceh Utara, langkah-langkah kecilnya telah meninggalkan jejak besar dalam perjalanan kemanusiaan.











