Aceh Utara – PT Bahruny Plantation Company (Bapco), Kebun Pirah, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, dugaan kuat usai mengali parit gajah yang kedalamannya 3 meter lebih, mengakibatkan Petani Di Gampong Buket Pidie dan Seuneubok Aceh gagal panen selama dua tahun.
Beberapa petani menyebutkan, Kami tidak ada irigasi jadi kami menampung air hujan, akibat pengalian parit gajah selebar 4 meter dan kedalaman 3 meter lebih, mengakibatkan air yang kami tampung disedot ke parit tersebut, 60 Hektar sawah di dua tersebut gagal panen selama 2 tahun,” ucap para petani kepada awak media Walirakyat.com, Rabu malam, 10 Juli 2025.
Sementara itu Geuchik Buket Pidie, Jalman, saat dikonfirmasi media ini, membenarkan, menurutnya akibat galian yang terlalu dalam mengakibatkan air hujan yang ditampung petani tersedot keparit tersebut.
” Parit tersebut digali sekitar 2 tahun yang lalu bang, sawah di Gampong Buket Pidie dan Seneubok Aceh sekitar 60 Hektar cuma mengandalkan air hujan karena belum ada irigasi, kalau biasanya kami turun kesawah setahun tetap 2 kali walau hanya mengandalkan air hujan, tetapi akibat pengalian parit tersebut para petani gagal panen selama 2 tahun,” ucap Jalman.
Lanjutnya, dalam sepekan ini ada turun hujan beberapa kali, tetapi saat air ditampung langsung tersedot tidak seperti biasanya, petani harus membajak sawah dalam kedaaan kering, beginilah penderitaan kami bang, pihak PT jangan cuma memetingkan diri mereka sendiri egois, yang sengsara masyarakat,” paparnya lagi.
” Harapan daripada masyarakat, parit gajah tersebut ditambal balik, digali parit biasa saja jangan parit gajah,” pungkasnya.
Sementara itu, Manager PT. Bapco, Adi Santoso, saat dikonfirmasi awak media via pesan WhastApp pribadinya, menyangkal jika parit tersebut tidak ada kaitan gagal panen warga.
” Tidak ada kaitan gagal panen dengan parit boundris PT. Bapco, karena parit tersebut sudah ada dari dulu kenapa gagal panennya sekarang yang disalahkan parit, 2 tahun yang lalu bukan digali hanya program cuci parit,” ucapnya.
Lanjutnya, kalau mau diberitakan lebih baik kita sama sama cek ke lokasi, biar tidak ada dusta diantara kita, jadi beritanya real, sebenarnya cerita sudah usang ini bang, kalau film sudah pernah main tetapi tidak kita putar kembali, karena sudah pernah mediasi dengan Muspika Paya Bakong dan masyarakat Buket Pidie, Alue Bieng dan Alue Lhok, pas waktu itu masih Camat Syahrul Nizam,” cetusnya.
” Intinya management PT. Bapco, yang dihadiri oleh perwakilan pemilik saham tidak lagi memperbolehkan kebun dijadikan sebagai lahan peternakan dan parit tersebut sudah ada sejak lama dan bukan faktor penyebab gagalnya panen,” pungkasnya.
Namun yang sangat disayangkan, ada beberapa pertanyaan wartawan yang tidak ada jawaban (mengambang), seperti kedalaman parit dan luas parit tersebut, pengakuan dari PT. Bapco 3 Desa yang dimediasi di Kantor Muspika Paya Bakong, Alue Lhok, Alue Bieng, Buket Pidie, sementara Seuneubok Aceh tidak terlibat sedangkan dampak yang paling parah menurut warga, antara desa Buket Pidie dan Seuneubok Aceh.